Jumat, 03 Juni 2011

makalah evaluasi pembelajaran


RANAH KOGNITIF, AFEKTIF DAN PSIKOMOTOR SEBAGAI OBYEK EVALUASI HASIL BELAJAR

A.    RANAH KOGNITIF
Ranah kognitif merupakan ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut bloom, segala upaya yang menyangkut  aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berpikir diantaranya adalah :
  1. Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya.
  1. Pemahaman (Comprehension)
Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat.
  1. Penerapan atau Aplikasi (Application)
Penerapan atau aplikasi (application) adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi yang baru dan kongkret.
  1. Analisis (Analysis)
Analisis (analysis) adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian-bagian atau factor-faktor lainnya.
  1. Sintesis (Syntesis)
Sintesis (syntesis) adalah kemampuan berpikir yang merupakan kebalikan dari proses berpikir analisis.
  1. Penilaian/Penghargaan/Evaluasi (Evaluation)
Penilaian/penghargaan/ evaluasi (evaluation) adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kjognitif menurut taksonomi bloom. Penilaian atau evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide, mislanya jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan, maka ia akan mampu memilih suatu pilihan yang terbaik, sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada.
Keenam jenjang berpikr pada ranah kognitif ini bersifat kontinum dan overlap (tumpang tindih), dimana ranah yang lebih tinggi meliputi semua ranah yang ada dibawahnya.
B.     RANAH AFEKTIF
Taksonomi untuk ranah afektif mula-mula dikembangkan oleh David R. Krathwohl dan kawan-kawan (1974), Ranah Afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif ini dirinci kedalam lima jenjang antara lain sebagai berikut :
  1. Receiving atau Attending (Menerima atau Memperhatikan)
Merupakan kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Termasuk dalam jenjang ini misalnya adalah kesadaran dan kenginan untuk menerima stimulus, mengontrol dan menyeleksi gejala-gejala atau rangsangan yang datang dari luar. Pada jenjang ini peserta didik dibina agar mereka bersedia menerima nilai atau nilai-nilai yang diajarkan kepada mereka, dan mereka mau menggabungkan diri kedalam nilai itu atau mengidentikkan diri dengan nilai itu.
  1. Responding (Menanggapi)
Mengandung pengertian adanya partisipasi aktif. Jadi kemampuan menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara.
  1. Valuing (Menilai/Menghargai)
Menilai atau menghargai artinya memberikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap sesuatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan.
  1. Organization (Mengatur atau Mengorganisasikan)
Artinya mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuknya nilai baru yang lebih universal, yang membawa kepada perbaikan umum.
  1. Characterization by a value or value complex (Karakterisasi dengan suatu Nilai atau Komplek Nilai)
Yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimilki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
C.    RANAH PSIKOMOTOR
Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan ketrampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.
Hasil belajar ranah psikomotor dikemukakan oleh simpson (1956) yang menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk ketrampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan hasil belajar afektif (yang baru tamapk dalam bentukkecenderungan-kecenderungan untuk berperilaku). Hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif  akan menjadi ahasil belajar psikomotor apabila peserta didik telah menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan ranah afektifnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar